POLA PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA DAN SIRKULASI PUBLIK Studi Kasus: Koridor M.T. Haryono (Depan Java Super Mall Semarang)
DOI:
https://doi.org/10.37971/radial.v1i2.31Keywords:
Penataan, Koridor, PKL, Sirkulasi publikAbstract
ABSTRAK
Penelitian ini menyajikan pembahasan mengenai permasalahan yang timbul pada koridor Mataram tepatnya di depan bangunan Java Super Mall Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah.
Permasalahan yang saat penelitian ini muncul adalah kemacetan lalu lintas yang bersumber pada aktivitas-aktivitas yang terjadi di depan bangunan Java Super Mall, aktivitas yang terjadi antara lain banyaknya parkir liar di koridor itu baik parkir roda dua maupun roda empat, banyaknya pedagang kaki lima (PKL) liar yang tidak tertata rapi, tidak adanya sarana penyeberangan jalan yang memadai di area itu, banyaknya angkutan umum jenis becak dan taksi yang parkir di sembarang tempat, banyaknya angkutan umum jenis daihatsu dan bus kota yang ‘ngetem’ di koridor itu karena memang koridor tersebut terdapat halte. Selain kemacetan lalu lintas, sirkulasi publik juga menjadi tidak teratur.
Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana pola penataan yang seharusnya dilakukan terkait dengan adanya PKL dan bagaimana pola mengatur sirkulasi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan di koridor M.T. Haryono depan bangunan Java Super Mall dari sudut pandang teori arsitektur perkotaan.
Penelitian makalah seminar ini dilakukan dan difokuskan pada koridor M.T. Haryono tepatnya di depan bangunan Java Super Mall Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah.
Kata Kunci : Penataan, Koridor, PKL,Sirkulasi publik