REDESAIN KAWASAN OBJEK WISATA LOMBONGO DENGAN PENEKANAN KLIMATIK ARSITEKTUR
DOI:
https://doi.org/10.37971/radial.v8i1.204Keywords:
Redesain, Objek Wisata, Klimatik ArsitekturAbstract
ABSTRAK
Kawasan Objek Wisata ini merupakan salah satu tempat wisata dapat dijadikan tempat untuk berrefreshing, menyegarkan fikiran karena kondisi alam sekitarnya yang masih Fresh dan lestari jauh dari polusi. Bangunan yang akan dirancang akan memanfaatkan matahari dan iklim sebagai sumber energy primer. Selain itu pengelolaan Fasilitas penunjangnya ini harus memiliki keselarasan dengan alam. Keselarasan ini dipadukan dengan memanfaatkan material alami dalam pemilihan bahan untuk bangunan fasilitas penunjangnya ini. sehingga diharapkan mampu menghadirkan bentuk bangunan yang memiliki nilai estetika didalamnya. Pendekatan konsep Dasar terhadap elemen-elemen arsitektur pada bangunan akan terwujud dalam bentuk-bentuk baik bersifat nyata(fisik), maupun sesuatu yang abstrak pada bangunan tersebut. Pada Perancangan Redesain Objek wisata lombongo ini menggunakan Penekanan Klimatik Arsitektur Tampilan pada bangunan merupakan sesuatu yang sangat diperlukan pada suatu rancangan bangunan. Karena dengan tampilan bangunan dapat diketahui tema dari suatu bangunan yang akan dirancang. Seperti halnya pada bangunan untuk objek wisata akan didesain dengan konsep penekanan Klimatik Arsitektur yaitu dengan memperhatikan kesesuaian iklim pada wilayah tersebut. Klimatik Arsitektur adalah suatu konsep yang mengacu pada kondisi iklim dari wilayah tersebut. Letak geografis Indonesia yang berada di garis khatulistiwa membuat Indonesia memiliki dua iklim, yakni kemarau dan penghujan. Karena objek wisata ini terletak di daerah pegunungan maka suhu udara yang dingin jika di musim penghujan dan suhu udara yang tidak terlalu panas jika bukan musimpenghujan maka objek wisata ini akan di desain kembali sesuai dengan kondisi iklim dari wilayah tersebut.
Kata Kunci: Redesain, Objek Wisata, Klimatik Arsitektur
ABSTRACT
This tourist attraction area is one of the tourist attractions can Used as a place for refreshing, refreshing minds due to natural conditions The surrounding is still Fresh and sustainable away from pollution. The building will is designed to utilize the sun and climate as a primary energy source. In addition, the management of its supporting facilities must have Harmony with nature. This alignment is combined by utilizing Natural material in the selection of materials for the building of this supporting facility. Hopefully able to present the form of buildings that have value Aesthetic therein. Basic concept approach to architectural elements Buildings will materialize in forms either tangible (physical), or Something abstract on the building. On designing object redesigning This Lombongo tour uses the klimatic emphasis architecture The appearance of the building is indispensable to the A building design. Because with the look of buildings can be Theme of a building to be designed. As in the building For tourist attraction will be designed with the concept of pressing Klimatik architecture With regard to climate suitability in the region. The Klimatik architecture is a concept that refers to the conditions Climate from the region. Indonesia's geographical location in the line The equator makes Indonesia have two climate, namely drought and Rainy. Because this attraction is located in the mountainous area then the temperature Cold air if in rainy season and air temperature is not too hot if not rainy season then this attraction will bein the design back In accordance with the climatic conditions of the region.
Keywords: Redesigns, Attractions, Klimatik Architecture
References
A. Hari Haryono, 1997. Kepariwisataan. PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
D.K Cing. 2000. Bahan-bahan Interior. Malang: Intan Mas
Heinz Frick & Petra Widmar, 2005, Membangun, Membentuk, Menghuni, Semarang, Kanisius
Madania soccer team II, Perancangan Kawasan Taman, (Online), http://MadaniaSoccer.com, diakses 31 Desember 2010
Neufert Ernst, 1996, Data Arsitek Edisi 33 Jilid I, Jakarta, Erlangga
Neufert Ernst, 1996, Data Arsitek Edisi 33 Jilid II, Jakarta, Erlangga
Neufert Ernst, 1996, Data Arsitek Edisi II Jilid II, Jakarta, Erlangga
Poerwadarminta WJS. 1991. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Rahman, Fiki, Nurhayat, 2004. Arsitektur Rasionalis, Puitis, dan Romantis, (Online), http://UniversitasSumatraSelatan.com, diakses Desember 2010.
Soebrto. 1998. Kamus besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga
Sucipto Yunan. 1997 Merancang Kawasan Tempat-tempat Wisata, (Online), Sumber: http://metro-nasional.blogspot.com//Architektur, diakses 24 Desember 2010
Snyder, James, C, dkk. 1985. Pengantar Arsitektur. Jakarta : Erlangga.
Tanggoro, Dwi. 2006. Utilitas Bangunan. Jakarta : Universitas Indonesia.
Tim Perencana Partisipatif, 2014, Peta Infrastruktur Bon. Bol, Dinas Pekerjaan Umum, Bone Bolango.
Tim Revisi, 2016, Profil Kabupaten Bone Bolango, BAPEDA Bone Bolango, Kabupaten Bone Bolango